TikTok Perpanjang Durasi Jadi 10 Menit, Mau Saingi YouTube?

TikTok telah menjadi fenomena dalam beberapa tahun terakhir yang bahkan memaksa platform existing ikut dalam permainan mereka. Lihat saja, YouTube menghadirkan Shorts, Instagram punya Reels yang juga diikuti dengan Facebook Reels. Belum lagi kompetitor dari negara asalnya, Snack Video.

Namun, menyediakan platform video pendek bukan satu-satunya keunggulan TikTok. Platform besutan ByteDance ini juga dikenal dengan kombinasi fitur-fiturnya, termasuk perpustakaan efek khusus, alat AR, dan katalog musik. Fitur populer lainnya termasuk Stich dan duet, yang memungkinkan pembuat konten berkolaborasi dengan konten pengguna lain.

TikTok terus melesat, bahkan telah menembus 1 miliar pengguna pada 27 September 2021. Pertama kali rilis pada September 2016, platform itu hanya butuh waktu 5 tahun untuk menggaet 1 miliar pengguna. Bandingkan dengan Facebook yang membutuhkan waktu 8 tahun untuk memperoleh jumlah pengguna yang sama.

TikTok durasi 10 menit

Kini, TikTok kembali melakukan cara menanam jahe terobosan. Alih-alih menambah berbagai fitur video pendek, mereka justru memperpanjang durasi maksimal video. Kini menyebut TikTok sebagai platorm video pendek rasanya sudah tidak relevan. Karena mereka memperluas durasi maksimum unggahan video menjadi 10 menit.

“Kami selalu memikirkan cara-cara baru untuk membawa nilai bagi komunitas kami dan memperkaya pengalaman TikTok,” kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan, dilansiar dari The Verge. 

“Tahun lalu, kami memperkenalkan video yang lebih panjang, memberi komunitas kami lebih banyak waktu untuk membuat dan terhibur di TikTok. Hari ini, kami bersemangat untuk mulai meluncurkan kemampuan untuk mengupload video berdurasi hingga 10 menit, yang kami harap akan membuka lebih banyak kemungkinan kreatif bagi kreator kami di seluruh dunia.”

Awalnya, batas waktu TikTok per klip adalah 15 detik. Kemudian diperpanjang menjadi 60 detik, lalu 3 menit . Sekarang, pengguna dapat mengunggah klip yang lebih panjang, yang mungkin bakal dapat berdampak besar pada cara orang mengonsumsi konten di aplikasi. Dalam banyak hal, ini merupakan taruhan berisiko bagi TikTok, yang telah membangun pemirsanya, sejauh ini, di bagian belakang meme dan tanggapan singkat dan bernas.

Demi cuan dari iklan

Meski TikTok telah meraup pendapatan yang fantastis, tetapi mereka ingin yang lebih lagi. Dikutip dari CNBC (17/6/2021) total pendapatan TikTok tahun lalu mencapai 34,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 490,49 triliun (kurs Rp 14.300). Jumlah tersebut tumbuh 111 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Bandingkan dengan pendapatan iklan YouTube yang lebih kecil, yaitu $28,8 miliar pada tahun 2021. Namun menariknya, TikTok justru ingin meraup kue yang selama ini diraih YouTube dengan video yang lebih panjang.

Menurut Andrew Hutchinson, Manajer Konten dan Media Sosial dari SocialMediaToday, video bentuk pendek adalah tren saat ini. Dengan pengurangan rentang perhatian, dan perilaku keterlibatan baru mulai muncul, terutama di kalangan demografi yang lebih muda, sepertinya interaksi bentuk pendek akan tetap ada. Itulah sebabnya setiap platform sekarang mengikuti TikTok.

Tetapi monetisasi yang efektif dari video bentuk pendek itu sulit. Misalnya, tidak dapat menyisipkan iklan pra-putar atau paruh-putar ke dalam konten sesingkat itu. TikTok kemudian menyadari hal ini, terlebih dengan peningkatan potensi monetisasi langsung yang ditawarkan di aplikasi lain, sehingga cara mematikan alarm mobil memutuskan perubahan durasi maksimal video unggahan.