× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
×
8 0 0 0 0 0
8
   ic_mode_light.png

Benarkah Orang Tersesat Selalu Berjalan Melingkar?

Banyak dari kita yang pernah mengalami peristiwa tersesat semacam ini. Kita melangkah mencari rumah seseorang di sebuah komplek perumahan, menelusuri jalan demi jalan sambil tengak-tengok tapi tak juga ketemu, dan tiba-tiba kita menyadari tadi telah melewati jalan yang sekarang kita lalui.

Atau, yang lebih menggelikan, kita tersesat di mal. Mau mencari toilet, kita mengikuti petunjuk yang tertera di dinding, menelusuri anak panah demi anak panah yang mengarahkan ke toilet. Tetapi, bukannya sampai ke toilet, kita malah melingkar dan sampai di tempat semula.

Mengapa kita cenderung tersesat dengan “posisi” melingkar? Karena seringnya kejadian itu pula, muncullah kepercayaan bahwa orang yang tersesat memang hanya berjalan berputar-putar. Benarkah seperti itu?

Untuk membuktikan hal tersebut, sekelompok peneliti dari Max Planck Insitute di Tubingen, Jerman, melakukan riset untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi ketika orang sedang tersesat dalam perjalanan. Mereka melakukan studi dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) untuk melacak para relawan yang melakukan perjalanan di padang pasir Sahara di Tunisia dan hutan Bienwald di Jerman.

Berdasarkan studi itu, para peneliti menemukan para peserta hanya dapat melakukan perjalanan dengan lurus ketika Matahari atau Bulan terlihat. Ketika Matahari dan Bulan tidak terlihat, atau tertutup awan, para peserta yang sedang berjalan itu tanpa sadar bergerak memutar. Dr. Jan Souman, yang memimpin penelitian, menyatakan bahwa mitos tentang seseorang yang berjalan dalam sebuah lingkaran ketika tersesat memang benar.

“Tanpa petunjuk, kita akan cenderung berjalan memutar,” ujar Dr. Jan Souman. “Orang-orang tidak dapat berjalan dalam garis lurus jika tidak memiliki petunjuk yang jelas, seperti sebuah menara atau gunung di kejauhan, atau Matahari maupun Bulan, dan seringnya akan berakhir berjalan melingkar.”

Pada penelitian awal, para relawan yang terlibat dalam studi ini berjalan dengan mata terbuka. Untuk menegaskan kesimpulan, sekali lagi para relawan dilepaskan di tempat sama, namun kali ini dengan mata tertutup. Hasilnya, orang-orang itu memang cenderung melangkah ke arah melingkar, bukan berjalan dalam garis lurus.

Mengapa kenyataan itu bisa terjadi? Salah satu alasan utama yang paling memungkinkan adalah karena salah satu kaki rata-rata orang lebih panjang atau lebih kuat, yang meningkatkan ketidakpastian untuk berjalan lurus. Dr. Jan Souman menyatakan, “Sebuah kesalahan acak di berbagai tanda indrawi yang menyediakan informasi mengenai arah berjalan bertambah setiap saat, dan itu membuat pikiran orang mengenai berjalan lurus menjadi kabur serta menjauh dari pandangan arah lurus sebenarnya.” bibliotika

Pepatah lama masih berlaku sampai sekarang. Malu bertanya sesat di jalan.

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
ArtikelinfoduniaWowFakta UnikInformasi MenarikDiskusiPeristiwaLife Hack
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsa
  • view_list1.png list
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_masonry.png ic_mode_light.png ic_other.png
+