× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
8 0 0 0 0 0
8
   ic_mode_light.png

Sapi-sapi Terbesar Sedunia

Saat ini dikenal ratusan varietas sapi yang tersebar di seluruh dunia. Masing-masing negara mencoba membudidayakan sapi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Ketergantungan dan kebutuhan penduduk akan sapi ternak berbeda-beda pada tiap-tiap wilayah dan biasanya dipengaruhi oleh iklim, budaya dan kebiasaan hidup masyakat setempat.


Untuk memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam tadi, para peternak mencoba “menciptakan” sapi varietas baru melalui kawin silang dan seleksi ketat. Beberapa ras diantaranya bahkan telah mengalami seleksi selama ribuan tahun.


Seleksi ketat pada varietas sapi misalnya dapat ditemukan pada tetua sapi Friesland-Holstein yang diseleksi sangat ketat untuk menghasilkan individu dengan produksi susu maksimal. Seleksi terhadap sapi Chianina oleh masyarakat Italia juga telah dilakukan semenjak 2200 tahun yang lalu agar diperoleh sapi bertenaga kuat yang mampu menarik gerobak di jalanan menanjak.


Peternak di Amerika juga melakukan seleksi dan kawin silang terhadap sapi impor dari India hingga terbentuk sapi Brahman yang memiliki bobot tubuh lebih besar, kualitas daging lebih baik, tahan cuaca panas dan tahan gigitan serangga. Seleksi dan kawin silang juga dilakukan untuk menghasilkan sapi dengan bobot yang tinggi atau menghasilkan daging dengan kualitas premium seperti: tekstur yang lembut dan rasa yang enak.


Selain faktor genetik, ukuran dan bobot sapi juga dipengaruhi oleh habitat, kualitas pakan dan iklim. Sapi Eropa yang hidup di daerah beriklim dingin dengan padang rumput yang luas umumnya berukuran besar antara 700-1200 kg. Sapi India yang hidup di wilayah kontinental yang panas dan kering berbobot lebih kecil antara 500-800 kg. Sedangkan sapi yang hidup di negara kepulauan berhutan lebat dan lembab seperti Indonesia hanya berbobot antara 350-600 kg.


Setelah melakukan seleksi dan kawin silang selama bertahun-tahun, muncullah banyak ras sapi berbeda. Beberapa diantaranya bahkan memiliki ukuran yang sangat besar, seperti tersaji pada postingan di bawah ini.



  1. Brahman (500-1000 kg)


Brahman termasuk jenis sapi unggul yang dipelihara sebagai ternak potong. Sapi ini berasal dari persilangan beberapa varietas sapi India (Zebu) seperti: Guzerat (Kankrej x Brazil Criollo), Gir, Ongole (Nelore) dan Khrisna Valley. Indukan yang menjadi cikal bakal sapi Brahman diimpor dari India dan Brazil antara tahun 1854-1926. Pembentukan varietas Brahman berlangsung secara bertahap di beberapa peternakan di Amerika Serikat, melibatkan setidaknya 266 sapi jantan dan 22 sapi betina.


Bentuk fisik sapi Brahman terlihat jelas sebagai gabungan dari karakter tetuanya. Secara umum postur sapi Brahman mirip sapi Guzerat (Gujarat) yang tegap dan kekar, berpunuk besar, kulit bergelambir lebar di bawah leher dan perut. Bentuk kepala yang besar membulat dengan tanduk pendek serta telinga panjang menggantung mungkin diwarisi dari sapi Gir.


Brahman Cattle

Sapi Brahman



Pola dan warna tubuh juga berasal dari tetuanya. Sapi Brahman umumnya berwarna putih, terutama pada betina. Jantan berwarna lebih gelap, terutama pada bagian bahu dan pinggul. Pola sebaran warna gelap yang khas ini dapat ditemukan pada sapi Guzerat. Warna merah kecoklatan (pada strain Brahman Merah) diturunkan dari Sapi Gir. Warna putih kemungkinan dari sapi Ongole. Sedangkan Lingkar mata berwarna hitam diwarisi dari sapi Krishna Valley.


Bobot rata-rata sapi Brahman berkisar antara 500-1000 kg. Daging Brahman tergolong empuk dengan kandungan lemak rendah. Mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan bersuhu panas dan lembab dengan kualitas pakan terbatas. Memiliki kulit yang tebal sehingga lebih tahan terhadap gigitan serangga dan penyakit tropis.


Ancestors of Brahman Cattle

Tetua Sapi Brahman: Gir (kiri atas); Guzerat (kanan atas); Ongole (kiri bawah) dan Khrisna Valley (kanan bawah).



Brahman dikenal berusia panjang, jinak dan mudah dipelihara. Tingkat kesuburan tergolong tinggi. Sapi betina berumur lebih dari 15 tahun bahkan masih mampu menghasilkan anakan.  Nama Brahman berasal dari nama kasta penduduk tertinggi di India “Brahmana” yang beranggotakan pendeta-pendeta Hindu.


Sapi Brahman termasuk sapi Zebu yang paling sering disilangkan dengan ras sapi Eropa untuk menghasilkan varietas unggul. Beberapa diantaranya adalah: Brangus (Brahman x Angus),  Braford (Brahman x hereford), Brah-Maine (Brahman x Maine Anjou), Brahmousin (Brahman x Limousin), Charbray (Carolais x Brahman), Gelbray (Gelbvieh x Brahman), Simbrah (Simmental x Brahman), Beefmaster dan Santa Gertrudis (Brahman x Shorthorn x Hereford).


Dengan segala kelebihannya, Brahman menjadi ras sapi populer yang banyak dipelihara di benua Amerika seperti: USA, Panama, Kolumbia, Brazil, Argentina dan Paraguay. Sapi ini juga populer di Australia.



  1. Limousin (700-1100kg)


Limousin termasuk sapi potong yang berasal dari daerah Liomusin dan Marche di Perancis. Postur tubuh bulat memanjang penuh otot khas sapi Eropa.  Warna tubuh bervariasi mulai dari kuning gandum, keemasan hingga merah gelap. Warna hitam juga kerap ditemukan. Populasi awal dari sapi Limousin memiliki tanduk, namun saat ini Limousin tak bertanduk lebih disukai peternak.


Limousin Cattle Sapi Limousin

Sapi Limousin



Bobot Limosin berkisar antara 800-1100 kg.  Sapi ini menghasilkan daging yang empuk dengan kandungan lemak rendah. Kelebihannya terletak pada konversi pakan dan rasio karkasnya yang tinggi. Untuk menjaga kemurniannya, sejak tahun 1886, silsilah sapi ini dicatat secara lengkap. Seleksi juga dilakukan secara ketat.


Saat ini, Sapi Limousin telah tersebar di 70 negara. Selain sapi perah Firesian-Holstein, Limousin termasuk salah satu sapi Eropa paling populer di Indonesia. Di negara asalnya (Perancis), Sapi Limousin termasuk sapi potong kedua yang paling populer setelah sapi Charolais.



  1. Beefmaster (700-1150 kg)


Beefmaster dikembangkan oleh Tom Lasater dan ayahnya Ed Lasater di Amerika Serikat pada awal tahun 1930-an. Sapi ini berasal dari persilangan antara sapi pejantan Brahman dengan sapi betina Hereford dan sapi perah betina Shorthorn. Komposisi gen sapi ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga terdiri dari 25% Hereford, 25% Shorthorn dan 50% Brahman.


Beefmaster Cattle

Sapi Beefmaster



Sapi Beefmaster umumnya berwarna merah kecoklatan hingga merah gelap yang diwarisi dari sapi Shorthorn. Individu berwarna hitam juga populer di kalangan peternak. Bentuk kepala yang pendek dan lebar mungkin berasal dari Hereford. Sedangkan punuk, gelambir di leher dan perut, postur kekar serta sifatnya yang tahan cuaca panas diturunkan dari pejantan Brahman.


Beefmaster secara resmi ditetapkan sebagai varietas baru pada tahun 1954. Sapi ini dikembangkan sebagai sapi dwiguna penghasil sapi dan susu. Beefmaster mampu tumbuh dengan baik di daerah beriklim panas dan lembab seperti negara bagian Texas, dimana sapi-sapi asli Eropa tidak dapat berkembang dengan baik.



  1. Simmental (700-1200 kg)


Simmental atau Swiss Felckvieh termasuk salah satu ras sapi Eropa tertua dan paling populer di dunia. Ternak dwiguna ini berasal dari lembah sungai Simme yang termasuk dalam wilayah Bernese-Oberland, Swiss. Tubuh berwarna merah gelap, merah terang atau kuning muda dengan kombinasi wana putih pada bagian muka, kaki dan ekor.


Sebagaimana sapi Eropa lainnya, Simmental bertubuh gempal bulat memanjang dengan punggung lurus. Bobot tergolong besar, berkisar antara 700-1200 kg. Simmental umumnya tidak bertanduk. Punuk kecil dan kulit gelambir ditemukan pada sapi ini. Saat musim dingin. tubuh tertutup lapisan rambut yang tebal.


Simmental cattle

Sapi Simmental



Keunggulan Simmental terletak pada laju pertumbuhannya yang cepat serta tingkat kesuburan dan produksi susu yang tinggi. Pemilihan induk dan produksi anakan diseleksi dan diawasi secara ketat sebelum lolos sertifikasi dan terdaftar dalam buku silsilah resmi. Sapi muda yang tidak diseleksi akan dijadikan sapi potong atau dieliminasi.


Daging Simmental banyak disukai orang. Bertekstur cukup lembut dengan kandungan lemak sedang hingga tinggi. Simmental juga menjadi induk atau tetua dari beberapa ras sapi Eropa terkenal lainnya seperti: Montbeliarde (Perancis), Pezzata Rossa d’Oropa (Italia) dan Fleckvieh (Jerman-Austria). Sapi-sapi ini juga berukuran besar dengan bobot antara 700-1200 kg.


Sapi Simmental juga mulai dikenal masyarakat Indonesia, terutama sebagai hewan kurban saat hari raya Idul Adha. Simmental juga dijadikan pejantan untuk meningkatkan bobot dan kualitas daging sapi lokal. Persilangan sapi Bali dengan Simmental menghasilkan varietas baru yang disebut Simbal.



  1. Belgian Blue (750-1250 kg)


Belgian Blue termasuk sapi mutan yang memiliki bentuk fisik sangat unik. Tubuhnya membengkak dan sangat berotot seperti atlet binaraga. Hal ini terjadi karena adanya mutasi pada gen pembentuk serat otot (myostatin).


Perubahan gen menyebabkan Belgian Blue menghasilkan serat-serat otot yang lebih banyak dari sapi normal (hyperplasia). Akibatnya, tubuh Belgian Blue terlihat seperti sapi dengan gumpalan-gumpalan otot yang besar. Selain Belgian Blue, karakter tubuh berotot (double muscled) ini juga ditemukan pada ras sapi Piedmonton.


Belgian Blue berasal dari daerah Belgia tengah dan Belgia atas. Sapi ini mulai dikenal sejak tahun 1800-an dan dipelihara sebagai ternak potong. Pada tahun 1978, sapi ini diimpor ke Amerika Serikat, namun kalah populer dibanding sapi Brahman atau sapi Eropa lainnya.


Warna Belgian Blue bervariasi mulai dari putih hingga hitam. Tinggi bahu sekitar 145 cm dengan bobot berkisar antara 750-1250 kg. Seperti sapi Eropa lainnya, Belgian Blue tidak tahan terhadap gigitan serangga serta kondisi lingkungan yang panas dan kering.


Belgian Blue Cattle

Sapi Belgian Blue



Belgian Blue berasal dari persilangan antara sapi Shorthorn (Inggris) dengan sapi lokal Belgia. Sapi Charolais (Perancis) mungkin juga terlibat sebagai indukan dalam pembentukan sapi ini. Meskipun memiliki tonjolan otot yang menakutkan, Belgian Blue memiliki tekstur daging cukup empuk dengan kandungan lemak yang sangat rendah.


Belgian Blue termasuk salah satu sapi ras yang paling sulit dipelihara. Sapi betina memiliki jalan lahir yang sempit sehingga anakan sapi yang umumnya berukuran besar harus dikeluarkan dari perut induknya dengan operasi Cesar. Untuk mengimbangi laju pertumbuhannya yang cepat dan meningkatkan kandungan lemak dalam dagingnya, sapi ini harus diberi pakan dengan formula khusus yang diproduksi pabrik. Belgian Blue kurang cocok dengan pakan berserat tinggi.


Mahalnya biaya pemeliharaan menyebabkan Belgian Blue hanya bisa dipelihara di peternakan modern dengan fasilitas lengkap dan canggih. Dengan demikian, Belgian Blue kurang cocok di pelihara dengan sistem peternakan rakyat seperti di Indonesia. Peternak di Indonesia umumnya melepas sapi-sapinya di alam terbuka untuk mencari makan sendiri. Namun, beberapa saat yang lalu, kementerian Pertanian mendatangkan sapi Belgian Blue untuk disilangkan dengan sapi lokal.



  1. Norwegian Red (600-1300 kg)


Norwegian Red adalah salah satu ras sapi perah berukuran besar yang mulai dikembangkan di Norwegia pada tahun 1935. Sapi ini berasal dari persilangan beberapa varietas lokal sapi Skandinavia seperti Red-White Norwegian, Red Trodheim dan Red Ostland. Untuk menjaga kemurnian genetiknya, produksi indukan dan anakan diseleksi secara ketat sebelum didaftarkan dalam buku silsilah.


Norwegian Red Cattle

Sapi Norwegian Red



Sapi perah Norwegia berukuran besar dengan tinggi bahu 145 cm dan bobot berkisar antara 600-1300 kg. Produksi susu berkisar antara 10 ribu hingga 16 ribu kg per masa laktasi. Sapi ini memiliki tingkat pertumbuhan dan fertilitas yang baik. Semen pejantan telah diekspor ke 30 negara. Di Amerika Serikat, semen ini biasanya disuntikkan ke sapi betina Holstein untuk meningkatkan kualitas sapi perah.



  1. Maine Anjou (600-1400 kg) 


Maine-Anjou berasal dari Maine salah satu propinsi yang terletak di barat daya Perancis. Sapi ini berasal dari persilangan sapi perah lokal Mancelle dengan sapi Durham (Shorthorn) asal Inggris pada abad 19. Pada awalnya sapi ini disebut Durham-Mancell dan dipelihara sebagai sapi dwiguna penghasil daging dan susu. Namun, akhirnya sapi ini lebih dikembangkan sebagai sapi potong.


Sapi Maine-Anjou umumnya berwarna belang antara merah kecoklatan dan putih. Tubuh bulat memanjang, gempal dan berisi mirip sapi Shorthorn yang menjadi tetuanya. Kepala pendek dan lebar. Belang putih terdapat di bagian muka. Bertanduk pendek. Pola belang berwarna putih terdapat di bagian muka. Hidung berwarna terang.


Maine-Anjou Cattle

Sapi Maine-Anjou



Sapi Maine-Anjou berukuran besar dengan bobot berkisar antara 600-1400 kg. Populasi terbesar tetap berada di Perancis diikuti Amerika Serikat yang mulai mengimporsapi ini pada akhir 1960-an. Tekstur daging Maine-Anjou agak keras dengan kandungan lemak tinggi.



  1. Gaur (700-1500 kg)


Gaur atau Bos gaurus termasuk jenis sapi liar terbesar di dunia. Daerah sebarannya mencakup India dan daratan utama Asia Tenggara. Mamalia yang masih berkerabat dekat dengan Banteng ini memiliki postur yang mengesankan dengan panjang berkisar antara 2,50 hingga 3,30 meter dengan interval bobot 600-1500 kg.


Berbeda dengan sapi India yang berpunuk, bahu gaur tumbuh membesar, melengkung indah hingga ke bagian punggung. Ukuran bahu yang masif ini menjadikan gaur sebagai sapi tertinggi di dunia dengan tinggi bahu 2,20 meter. Tanduk putih abu-abunya besar dan tebal, menambah kesan kokoh pada hewan ini.


Pola warna Gaur mirip Banteng dan Sapi Bali. Jantan berwarna coklat gelap dengan kaki berwarna putih. Sedangkan betina berwarna lebih terang. Di alam liar, Gaur dapat mencapai usia 30 tahun.


Gaur Cattle

Gaur (Bos gaurus)



Gaur memiliki sebutan beragam di sepanjang daerah sebarannya. Di Burma dikenal sebagai Pyoung. Sedangkan di Semenanjung Malaya disebut Seladang. Gaur Asia Tenggara memiliki tubuh sedikit lebih besar dibanding Gaur India.


Sapi sejenis Gaur yang disebut Kouprey juga ditemukan di hutan-hutan sekitar Vietnam, Laos dan Kamboja. Pada tahun 1930-an, para ahli menyatakan hewan ini sebagai spesies tersendiri dengan nama Bos sauveli. Namun, akibat perburuan yang masif, populasi mamalia besar ini menyusut dengan cepat dan kemungkinan telah punah dari hutan-hutan Asia Tenggara.


Sebagaimana Auroch dan beberapa jenis sapi liar lainnya, Gaur juga berhasil dijinakkan oleh manusia dan disilangkan dengan sapi-sapi lokal untuk menghasilkan turunan dengan bobot yang lebih besar. Gaur domestik ini disebut Mithun atau Gayal. Warna Gaur domestik ini lebih bervariasi mulai dari putih hingga hitam.



  1. South Devon (700-1600 kg)


South Devon dikenal sebagai ras sapi lokal terbesar di Inggris. Sapi ini awalnya dikembangkan di Devon selatan sebuah wilayah yang berada di bagian barat laut negeri yang dipimpin ratu Elizabeth. Tetua sapi ini diduga berasal dari sapi Perancis yang dibawa oleh orang-orang Normandia saat mereka menyerbu Inggris.


Sapi South Devon dinyatakan sebagai ras tersendiri pada tahun 1891 yang ditandai dengan berdirinya Asosiasi yang bertanggungjawab mencatat silsilah sapi ini. Untuk ukuran sapi Eropa, South Devon berukuran sangat besar dengan bobot antara 700-1600 kg.


South Devon memiliki warna yang bervariasi dengan warna dominan kuning kemerahan, kecoklatan  hingga merah tembaga. Tanduk pendek berwarna putih. Daerah sekitar lingkar mata dan lingkar hidung berwarna lebih terang.


South Devon

Sapi South Devon



Postur tubuhnya mirip sapi-sapi Eropa pada umumnya dengan tubuh cenderung persegi empat, gempal dan panjang. Kepala besar, pendek dan lebar. Rambut-rambut  tumbuh lebih panjang dan tebal saat musim dingin.


Pada awalnya, South Devon dipelihara sebagai ternak multiguna penghasil daging, susu serta sapi pekerja. Namun, dikemudian hari sapi ini dipelihara sebagai ternak potong. Kualitas susu dan daging yang dihasilkan tergolong baik dan digemari masyarakat setempat. Daging South Devon memiliki tekstur lebih kasar dibanding sapi lainnya dengan kandungan lemak sedang.


South Devon cukup populer di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Sapi-sapi ini mulai diekspor dari Inggris sejak awal tahun 1970-an.



  1. Chianina (800-1800 kg)


Chianina (dibaca Kianina) dikenal sebagai salah satu ras sapi terbesar, tertinggi dan tertua di dunia. Sapi berukuran sangat besar ini berasal dari Valdichiana dan lembah Tiber di Italia kemudian menyebar ke wilayah Tuscany, Umbria dan Lazio. Di daerah-daerah tersebut, Chianina tercatat telah dipelihara sejak 2200 tahun yang lalu dan telah dikenal sejak jaman Romawi Kuno.


Berbeda dengan sapi-sapi Eropa, postur Chianina yang ramping lebih menyerupai sapi Ongole India. Tubuh tingginya ditopang oleh kaki yang jenjang. Sapi ini umumnya berwarna putih yang seringkali bercampur warna merah kekuningan atau sedikit abu-abu di tubuh bagian depan.


Moncong, kuku, ujung tanduk, seputar mata dan rambut ekor berwarna hitam. Punuk dan gelambir kecil di leher mengindikasikan kemungkinan adanya leluhur sapi Zebu sebagai salah satu tetua Chianina di masa lalu.


Chianina cattle

Sapi Chianina



Pada awalnya, Chianina dipelihara sebagai ternak pekerja di lahan pertanian dan penarik gerobak. Sapi ini dikenal memiliki tenaga yang besar dan mampu melewati jalan mendaki dengan mudah. Penemuan mesin pertanian dan mobil membuat tenaga Sapi Chianina tidak diperlukan lagi sehingga sapi ini kemudian dipelihara sebagai ternak potong. Kuliner Bistik yang terkenal dari Fiorentina dibuat dari daging sapi ini.


Chianina memiliki tinggi bahu antara 1,6-2 meter dengan berat 800-1800 kg. Meski bertubuh jumbo, laju pertumbuhan dan masa pubertas sapi ini tergolong lambat. Daging Chianina juga memiliki tekstur yang agak keras dengan kandungan lemak tinggi. Produksi susu tergolong rendah. Sebagian besar populasi sapi ini tetap berada di negara asalnya, Italia. Sebagian kecil lainnya dikembangkan di Amerika Serikat.


Dilihat dari segi ekonomi, memelihara sapi dengan ukuran jumbo tidak selamanya menguntungkan bagi peternak. Banyak jenis sapi berukuran lebih kecil namun dapat memberikan keuntungan lebih banyak.


Sapi  Wagyu dari Jepang misalnya, menghasilkan daging premium dengan tekstur yang sangat empuk, juicy dan rendah lemak. Sapi ini juga memiliki laju pertumbuhan cepat dan masa pubertas lebih awal sehingga bisa lebih cepat dipotong.


Referensi :


Dorian J. Garrick and Anatoly Ruvinsky (Eds). 2015. The Genetics of Cattle. Second Edition. CABI International.


English Wikipedia. The Free Encyclopedia.

❮ previous
next ❯
ArtikelinfoduniaFlora dan FaunaWowViralSedunia
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list1.png list
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_masonry.png ic_mode_light.png ic_other.png
+