× -bahasa-
sound.png[klik to on/off Audio] buat portalmu dan expos karya raya mu ke seluruh dunia! #karyaraya [Klik to Login or Register]
×

view_list1.png Portall   view_list1.png Artikel   view_masonry.png Galeri   view_grid.png Cerita   view_list2.png Video  
×
  • url:
×
×
×
7 0 0 0 0 0
7
   ic_mode_light.png

SUSAHNYA MENINGGAL DI JEPANG

Ketika kita keluar negeri, apa yang terpikir di benak kita?
Bagi TKI : Pulang membawa uang banyak?
Bagi student: Pulang membawa gelar?
Bagi wisatawan: Sukses berphoto di tempat bagus?
Tetapi pernahkah kita berpikir bagaimana jika kita meninggal di Jepang?

Tentu sedikit yang berpikir ke arah situ. Karena mungkin secara statistik cukup kecil. Atau masih merasa umurnya panjaaaaang dan lamaaaa. Tetapi bagaimana jika hal itu terjadi?

Seorang teman student pernah ada yang meninggal sepuluh tahun lalu. Meninggal setelah melahirkan. Anaknya selamat karena memang melahirkan dengan sukses. Tetapi beberapa hari sesudahnya tidak sukses.
Meninggal.

Semua muslim sibuk. Sementara tidak (atau belum atau belum tahu) ada pekuburan di Jepang. Pekuburan apapun. Baik muslim maupun non muslim. Karena Jepang sangat ketat urusan pekuburan.
Sedangkan jenazah jika tidak segera diurus akan terkena standard protap di sana. Dikremasi.
Sebagai muslim tentu kita tidak membiarkan jenazah saudara dibakar. Apalagi ini adalah fardhu kifayah.
Satu-satunya jalan adalah : kirim kembali pulang ke tanah air.

Mengirim jenazah pulang ke tanah air tidak mudah. Dan juga mahal. Menurut perkiraan sekitar 1-2 juta yen. Sekitar 100-200 juta menurut kurs saat itu. Atau 150-300 juta untuk kurs sekarang. Darimana uang sebanyak itu? Padahal ini harus. Kewajiban seluruh kaum muslimin bukan hanya keluarganya.

Komunitas Muslim Indonesia Jepang segera bergerak. Semua masjid di Jepang yang jumlahnya tidak seberapa itu langsung dihubungi. Dibantu komunitas Jamaah Tabligh yang lintas negara, semua dimintai bantuan.
Relawan, dengan dimotori student Indonesia dan Malaysia datang mengumpulkan donasi dari masjid ke masjid.
Alhamdulillah dengan dibantu seluruh muslimin, terutama dari Komunitas Pakistan, India yang secara ekonomi lebih tajir, pengumpul dana sukses. Dan jenazah bisa dikirim ke Indonesia.
Permasalahannya, si muslim tersebut masih punya negara. Dana mencukupi. Bagaimana dengan warga asli Jepang yang muslim? Atau muslim yang sudah permanen residen?

Agama islam sudah masuk Jepang sejak lama. Terlihat dari masjid tua KOBE yang bahkan sempat melewati perang dunia 2. Yang fotonya sering terlihat masih utuh saat bangunan sekitar tinggal puing. Namun demikian sepertinya permasalahan kuburan ini jalan di tempat.

Beberapa tahun sesudahnya, kuburan mulai ada di Jepang. Seorang teman student anaknya yang masih bayi meninggal. Kali ini bisa dikuburkan. Tapi itu tidak mudah. Dan mahal juga.
Kebetulan lokasi kuburan di Hokkaido. Pada saat musim dingin lagi. Sehingga teman tersebut bercerita tahun lalu, ketika bertemu di International Conference, beliau mengatakan bahwa lapisan es kerasnya hampir 2 meter. Mesti dibantu eskavator. Padahal saat itu libur musim dingin. Sehingga jenazah terpaksa disimpan di pendingin sampai menunggu operator alat berat kembali dari liburan. Yang mana setiap hari ongkos pendingin cukup mahal. Tapi Alhamdulillah donasi dari kaum muslimin cukup menopang. Kalau tidak ada, tentu berat teman tersebut.

Mengapa kuburan susah di Jepang?
Walaupun saat ini khabarnya sudah ada beberapa pekuburan, namun masih akan melewati jalan panjang. Orang Jepang takut, jasad yang membusuk di dalam tanah itu akan mencemari lingkungan. Mencemari air tanah. Dan berbahaya bagi kehidupannya. Sehingga kremasi merupakan pilihan terbaik bagi mereka.
Apalagi ditunjang alat dan teknologi canggih, maka kremasi cukup mudah dan murah. Dengan metode pembakaran suhu tinggi dan tekanan tinggi, tentu tubuh manusia akan jadi abu dalam hitungan menit. Namun demikian, saya lihat di YouTube, beberapa tulang yang masih utuh di-grinding dengan semacam blender hingga halus. Untuk kemudian sebagian diserahkan keluarga nya.

Seorang teman Pakistan yang pernah saya tanya berkata, untuk membuat kuburan diwajibkan membuat beton cor kotak yang menahan jenazah agar tidak mencemari tanah sekitarnya. Tentu ini tidak mudah dan tidak murah.

Beberapa hari lalu, seorang teman memposting bahwa kuburan yang ada di daerah Jepang selatan, mungkin daerah Kyushu dan sekitarnya, digugat oleh sebagian warga Jepang. Biasa, isu lama tentang pencemaran muncul kembali.

Akhirnya harapan kita, mudah-mudahan ada pencerahan bagi warga Jepang bahwa penguburan jenazah di dalam tanah itu secara umum tidak ada masalah. Sehingga ke depan acara kubur mengubur menjadi hal yang biasa.

Permasalahan ini tidak hanya menimpa muslimin tapi juga agama lain (Kristen, katolik) yang metode penyelenggaraan jenazahnya dengan dikubur.

#Nihon_daily

Harudi Mugiyono

❮ PREVIOUS
NEXT ❯
ArtikelinfoduniaFakta UnikInformasi MenarikLife Style
+