× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
×
6 0 0 0 0 0
6
   ic_mode_dark.png

Kisah Wanita Yang Hidup Fakir

Seorang wanita dari kalangan Alawiyah (keturunan dari Ali bin Abi Thalib) hidup dalam keadaan fakir setelah ditinggal wafat suaminya. Ia mempunyai beberapa orang anak perempuan yang masih kecil. Karena khawatir orang-orang di sekitarnya akan gembira karena penderitaannya, wanita janda dan anak-anak yatimnya itu meninggalkan tanah kelahirannya, pindah ke suatu tempat, yang ia sendiri belum tahu ke mana ?

? Dalam perjalanannya, wanita tersebut memasuki suatu desa dan tinggal di masjid yang kosong. Karena anak-anaknya dalam keadaan lapar, wanita tersebut mencoba mencari (meminta) makanan dari warga sekitar masjid, yang tentunya tidak mengenal kalau dia seorang Alawiyah. Ia memasuki suatu rumah dari seorang muslim yang tampak berkecukupan, yang ternyata adalah salah seorang pembesar di desa tersebut. Ia berkata, “Saya ini seorang wanita asing….”

? Dan wanita tersebut menyebutkan keadaannya dan anak-anaknya yang dalam kelaparan, tetapi lelaki tersebut mengabaikannya begitu saja. Maka wanita itu meninggalkan rumah tersebut, dan berjalan lagi sampai di suatu rumah lainnya. Pemilik rumah tersebut ternyata beragama Majusi lalu menyambut kehadirannya dengan gembira. Setelah ia menceritakan keadaannya, lelaki Majusi itu memenuhi kebutuhannya, bahkan ia mengirim salah seorang istrinya menjemput anak-anak wanita tersebut di masjid dan membawanya untuk tinggal di rumahnya. Ia begitu memuliakan Wanita Alawiyah dan anak-anak yatimnya itu, layaknya terhadap kaum kerabatnya sendiri.

? Pada malam harinya, lelaki muslim yang pernah didatangi Wanita Alawiyah itu bermimpi, seolah-olah hari kiamat telah tiba. Ia melihat Rasulullah ? berdiri di samping sebuah gedung yang amat megah dan indah, maka ia mengucap salam kepada beliau dan berkata, “Ya Rasulullah, untuk siapakah gedung itu ?

? “Untuk orang-orang Islam !!” Kata Nabi ?.


? Lelaki itu berkata penuh harap, “Saya adalah orang Islam, saya juga bertauhid !!”

? Tetapi tanpa diduga, Nabi ? bersabda dengan nada kurang ramah, “Tunjukkan buktinya di hadapanku !!”

? Lelaki tersebut tampak bingung mendengar sabda beliau dengan nada seperti itu, bahkan ia ketakutan. Kemudian Nabi ? menceritakan tentang wanita yang telah mendatanginya meminta sesuatu dan ia mengabaikannya itu, dan kemudian lelaki muslim itu terbangun dari mimpinya. Tampak tergambar kesedihan dan penyesalan tak terkira di wajahnya karena sikapnya terhadap Wanita Alawiyah tersebut.

? Keesokan harinya ia berjalan berkeliling untuk mencari wanita tersebut, dan akhirnya ditunjukkanlah ke tempat orang Majusi. Setelah bertemu, ia meminta dengan sangat agar lelaki Majusi itu menyerahkan wanita dan anak-anak yatimnya tersebut kepadanya. Lelaki Majusi itu menolak dengan keras permintaannya, dan berkata, “Kami benar-benar merasakan berkah dari kehadiran wanita tersebut dan anak-anaknya !!”

? Lelaki Muslim itu mengeluarkan sekantong uang sambil berkata, “Ambillah uang seribu dinar ini, dan serahkanlah mereka kepadaku !!”

? Lelaki Majusi itu bertahan menolak permintaan tersebut walaupun “disuap” dengan seribu dinar. Lelaki Muslim yang juga pembesar desa itu tampaknya ingin memaksakan kehendaknya, dengan memanfaatkan kekuasaannya. Segala cara, dari yang halus hingga yang kasar dilakukannya untuk bisa membawa wanita Alawiyah itu beserta anak-anaknya.

? Karena lelaki Muslim itu begitu memaksa, maka lelaki Majusi itu berkata, “Apa yang engkau inginkan itu, akulah yang lebih berhak dengannya. Mungkin engkau bermimpi sebagaimana aku memimpikannya, dan gedung yang engkau lihat dalam mimpi itu diciptakan untukku. Apakah engkau ingin membanggakan keislamanmu padaku ?” Demi Allah, aku dan seluruh keluargaku tidaklah tidur tadi malam kecuali telah memeluk Islam di tangan wanita tersebut…”

? Kemudian lelaki Majusi yang sebenarnya telah memeluk Islam itu menceritakan, bahwa dalam mimpinya tersebut ia bertemu Rasulullah ? berdiri di sisi gedung yang megah dan indah, sebagaimana dimimpikan juga oleh si lelaki muslim, dan di dalam mimpi pria majusi tersebut, beliau ? bersabda,

? “Apakah wanita Alawiyah dan anak-anak perempuannya itu ada di sisimu ?”

? “Benar, ya Rasulullah !!” Katanya.

? “Gedung ini milikmu dan seluruh anggota keluargamu !!” Kata Nabi ?, dan setelah itu lelaki Majusi tersebut terbangun.

? Riwayat lain menyebutkan, lelaki tersebut tetap dalam agama Majusi ketika tidur dan dalam mimpi itu. Setelah tersentak bangun dari impiannya, ia segera menemui wanita Alawiyah tersebut dan berikrar memeluk Islam beserta seluruh anggota keluarganya.

? Lelaki Muslim itu akhirnya pulang dengan kesedihan dan penyesalan yang tidak terkira. Kalau saja ia bisa membalikkan (memundurkan) waktu, tentu ia akan mengambil sikap yang berbeda. Tetapi seperti kata pepatah, pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Tidak ada jalan untuk “mengambil” keutamaan yang telah hilang, kecuali dengan taubat dan terus bertaubat.

? Mengapa lelaki muslim itu tidak mau menolong sesama manusia ya ?
Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk tolong-menolong dalam hal kebajikan seperti firman-Nya, yang artinya :

? "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya."
? {QS. Al-Ma'idah (5): Ayat 2}

? Dan mengapa lelaki muslim itu tidak mau membantu wanita Alawiyah tersebut, misalnya dengan sedekah. Bukankah setiap muslim wajib bersedekah, seperti sabda Nabi Muhammad Rasulullah ? berikut ini, yang artinya :

? Nabi Muhammad Rasulullah ? bersabda,
"Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya, "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya ? ' Beliau bersabda : 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya ? ' Beliau bersabda, 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda, 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda; menyuruh melakukan yang ma'ruf' dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya ? ' Beliau bersabda, 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
? {HR. Shahih al Bukhari : No.5563}
? Derajat hadits ini shahih

? Sampai di sini saja kisahnya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini.

? Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jadikanlah hamba dan semua orang yang telah membaca kisah ini menjadi orang berkecukupan rejeki, dan jadikanlah kami semua termasuk orang-orang yang gemar bersedekah, aamiin.

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
ArtikelinfoduniaSejarah Cerita
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsa
  • view_list1.png list
  • ic_mode_dark.png night
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_masonry.png ic_mode_dark.png ic_other.png
+